Sabtu, 21 Mei 2011

MEMAKNAI CERDAS SECARA UTUH


MEMAKNAI CERDAS SECARA UTUH
Ketika menyebut nama  “Mahasiswa” banyak orang diantara masyarakat kita akan berpikiran bahwa mahasiswa adalah orang-orang yang cerdas. Satu pendapat masyarakat yang tidak dapat dipungkiri adanya, sekaligus menjadi label positif yang melekat pada sosok mahasiswa dimata masyarakat. Bagi masyarakat cerdas diidentikkan karena mahasiswa mengeyam pendidikan tinggi didalam hidupnya, mampu memberikan analisis dan pendapatnya dalam memahami suatu permasalahan dan diharapkan mampu memberikan penyelesaian. Cita –cita besar yang tertanam dalam pola pikir sebagian masyarakat kita menggambarkan bahwa mahasiswa masih dianggap sebagai sosok yang baik yang bercirikan cerdas, hal itu sah-sah saja masyarakat untuk berpendapat. Label yang ditujukan kepada mahasiswa dengan berciri cerdas sesungguhnya merupakan amanat yang disampaikan secara tidak langsung  oleh masyarakat kepada kita seluruh mahasiswa. Dua hal menarik yang Menjadi sebuah pertanyaan besar bagi kita semua, apakah kita telah menjadi sosok mahasiswa yang cerdas dalam berkehidupan? dan makna cerdas seperti apa yang sesungguhnya lebih dibutuhkan bagi mahasiswa? Pertanyaan pertama cukup dalam benak kita semua saja yang merasakan dan menjawabnya, tetapi menjawab pertanyaan kedua ada sedikit gagasan yang penulis sampaikan kepada kita semua teman-teman mahasiswa.
Selama ini banyak orang yang menganggap bahwa cerdas hanya pada sebatas kemampuan intelektual semata, begitu juga pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa mereka mengganggap kecerdasan hanya terbatas pada sisi intelektual semata dimana para mahasiswa dalam memahami arti makna cerdas hanya sebatas pada sisi akademis yang berarti apabila sudah mencapai nilai-nilai yang bagus pada mata kuliahnya dianggap cerdas. Memang mahasiswa yang cerdas secara akademis mampu bersaing dengan yang lainnya dalam mengejar nilai mata kuliah dengan maksimal, mampu menunjukkan analisis yang memadai tentang sebuah permasalahan, mengerjakan tugas dengan baik dan cepat, mampu berpikir logis dan rasional dan memiliki Indeks prestasi yang bagus. Memang benar hal tersebut merupakan salah satu bentuk kecerdasan, tetapi masih ada bentuk kecerdasan lain yang perlu di miliki oleh mahasiswa dalam menunjang kehidupannya sebagai insan yang benar-benar dapat dikatakan cerdas.
Ada Satu yang sering dilupakan oleh kita dan banyak mahasiswa atau bahkan mereka tidak mengenal sama sekali tentang makna cerdas secara emosi, makna kecerdasan emosional telah diteliti oleh banyak ahli dan terbukti dengan banyak penelitian yang menyebutkan kecerdasan emosional sejajar pentingnya dengan kecerdasan intelektual dan saling bersinergis demi menunjang kecerdasan yang utuh pada seorang individu untuk mencapai kesuksesan.
Istilah kecerdasan emosional (EQ) dilontarkan pertama kali pada tahun 1990 oleh Peter Salovey dan Jack Mayer dari Harvad university of New Hampsire untuk menerangkan kualitas-kualitas itu antara lain, empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, di sukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat ( Shapiro, 2003 ). Dalam pengertian itu disebutkan bahwa banyak kualitas diri yang menjadi landasan untuk mencapai kecerdasan emosional atau dikatakan cerdas secara emosi. Memang dalam kenyataanya kualitas – kualitas tersebut tidak serta merta dimiliki oleh seorang individu secara otomatis tetapi melalui proses belajar dalam kehidupannya. Proses balajarlah yang akan menentukan kita sebagai mahasiswa apakah mampu mencapai kecerdasan emosional yang baik atau tidak. Apabila kita berhasil dalam  memahami makna –makna dan mempraktikan diri dalam perilaku setiap aspek kualitas cerdas secara emosi dengan baik, kita baru bisa dikatakan cerdas secara emosional. Banyak Perilaku sederhana yang dapat diwujudkan oleh mahasiswa untuk dapat berperilaku cerdas secara emosi, misalkan saja sikap dan perilaku empati kita dapat ditunjukkan dengan jelas dan nyata terhadap anak-anak jalanan yang tidak bersekolah, kita dapat bersama – sama memberikan pendidikan kepada mereka agar merasakan dunia pendidikan dan belajar bersama-sama untuk menggali keterampilan dan kompetensi mereka. Hal sederhana seperti itulah yang diharapkan mampu untuk menggugah kesadaran kita sebagai mahasiswa agar dapat berperilaku cerdas secara emosional. Karena kita peduli dan memiliki rasa empati terhadap sesama dengan diwujudkan pada perilaku nyata yang membawa kebaikan untuk yang lain. Tentunya tingkah laku tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai macam wujud nyata yang lainnya dan kita sebagai mahasiswa harus mampu melakukanya.
Pada dasarnya telah jelas melalui uraian diatas bahwa modal mahasiswa untuk menjalankan kehidupan menjadi lebih baik dan bermanfaat tidak semata-mata cerdas secara intelektual dengan nilai-nilai kuliah yang bagus dan prestasi akademis yang membanggakan, tetapi lebih dari pada itu kita sebagai mahasiswa harus cerdas secrara emosional ditunjukkan dengan tindakan nyata dalam berkehidupan baik dikampus dan masyarakat. Hal ini akan memperkuat label yang ada pada masyarakat bahwa kita memang layak dan pantas dikatakan sebagai orang-orang yang cerdas karena kita memang memiiki kapasitas seperti itu.

Pengirim
SELAMET RIYADI
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus
Pengurus Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) Jateng 2011-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar