Sabtu, 21 Mei 2011

MEMAKNAI HARI KEBANGKITAN NASIONAL DENGAN SEMANGAT NASIONALISME


MEMAKNAI HARI KEBANGKITAN NASIONAL
DENGAN SEMANGAT NASIONALISME
Hari kebangkitan Nasional yang diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia yakni pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya merupakan hari yang bersejarah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Menyambut Hari Kebangkitan Nasional ini penulis mempunyai Satu hal yang menarik yakni sebuah kata mutiara”jangan kamu bertanya apa yang diberikan bangsa dan negara ini kepada mu, tetapi apa yang mampu kamu berikan terhadap bangsa dan negaramu ?”. Sebuah kata mutiara yang mempunyai makna yang jelas dan tegas tentang sebuah pertanyaan nasionalisme terhadap diri kita sebagai insan mahasiswa. Memang terdengar sepele kata mutiara tersebut dan terkesan pasaran atau kita sebut saja sering kita dengar berulang-ulang kali ditelinga kita, tetapi dibalik kata yang sering kita anggap pasaran tersebut sesungguhnya mempunyai nilai-nilai besar tentang sebuah makna nasionalisme.
Bobot Nasionalisme mahasiswa sekarang ini dapat menjadi sebuah kajian yang menarik untuk kita diskusikan, karena begitu banyak dintara teman mahasiswa kita yang telah luntur nilai nasionalisme nya atau bahkan hilang sama sekali. Beberapa contoh mungkin menjadikan jelas adanya jika kita menengok kenyataan maraknya mahasiswa kita yang menjadi pengikut NII KW 9, ketidak pedulian terhadap nilai-nilai budaya bangsa, budaya westernisasi yang menggila, kecintaan mahasiswa lebih menggunakan produk luar negeri daripada dalam negeri dan bahkan banyak mahasiswa kita minim pengetahuan tentang sejarah bangsanya.
Menilik kebelakang Telah 103 tahun lamanya sejarah mencatat perjuangan dari generasi muda mahasiswa Indonesia yang mempunyai tekad kuat demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan harga diri bangsa dari tangan penjajah. Hari yang kita kenal sebagai Hari kebangkitan Nasional ini mempunyai makna Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang (wikipedia.com). kebangkitan Nasional pada waktu itu ditandai dengan berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 dan lahirnya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, para pejuang pada waktu itu dengan gigih memperjuangkan apa yang memang harus diperjuangkan yakni kemerdekaan Indonesia dengan menjalin semangat persatuan dan Nasionalisme. Semangat itulah yang mendorong pejuang muda pada waktu dulu yang notabene juga mahasiswa untuk melawan penjajahan Belanda dan jepang, mereka mati-matian mengorbankan pikiran, tenaga,harta bahkan nyawa  yang dimiliki untuk mengusahakan masa depan bangsa yang lebih baik dari pada waktu itu yakni terbebas dari penjajahan. Hasil yang diperoleh bukanlah main-main sesuatu hasil yang besar dan merupakan rintisan jalan menuju kemerdekaan RI pada tahun 1945 lahir dari semangat para pemuda Indonesia pada waktu itu.
Kontras memang kenyataan banyak mahasiswa yang kita lihat sekarang ini apabila dibandingkan dengan pada zaman dahulu ketika penjajahan. Disaat sekarang zaman sudah merdeka masih banyak orang-orang, lebih khusus mahasiswa yang belum dapat memaksimalkan keadaan untuk senantiasa mencintai bangsa dan negaranya. Apakah mereka tidak sadar betapa besar dan pentingnya makna nasionalisme dalam diri seseorang? Kalau tidak kita bangsa indonesia sendiri yang mencintai Indonesia lalu siapa lagi. Sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa menata ulang pola pemikiran kita dan menanamkan nilai-nilai nasionalisme dalam diri kita agar perilaku yang kita munculkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mampu memberikan sumbangsih nya terhadap negara kesatuan Republik Indonesia agar lebih baik. Bermacam cara dapat kita lakukan untuk membuktikan aksi Riil kita sebagai mahasiswa yang mampu memberikan sumbangan terhadap negara Indonesia, kita dapat mencotoh dan terinspirasi bagaimana prestasi-prestasi yang diraih oleh mahasiswa Indonesia yang mampu mengharumkan nama Indonesia dikancah Internasional dengan mampu memenangkan berbagai macam kejuaraan dunia. Selain itu kita juga dapat membaktikan diri kepada masyarakat sekitar dengan ilmu yang kita miliki untuk kesejahteraan masyarakat yang biasanya dikenal dengan program kuliah kerja nyata (KKN) diperguruan tinggi. Hal-hal sederhana dapat pula kita lakukan untuk sumbangsih terhadap bangsa dan negara ini, misalnya memberikan pendidikan pada anak jalanan, memfasilitasi orang – orang yang kurang mampu untuk bersekolah, mengusahakan dan dapat pula peduli terhadap kelestarian lingkungan sekitar. Banyak aksi dan banyak cara untuk menjadikan kita mahasiswa Indonesia mampu memaknai semangat nasionalisme secara lebih mudah dan bermanfaat, dengan bercermin pada sejarah Hari kebangkitan Nasional dan menatap masa depan Indonesia yang lebih baik kita harus bisa melakukannya MULAI SEKARANG JUGA.!!
SELAMET RIYADI
Mahasiswa Semester VI Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus
Pengurus Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) Jateng 2011-2012

Kesejahteraan TKI dipertanyakan


Kesejahteraan TKI dipertanyakan

Kenyataan terulang kembali jika kita mendengar permasalahan TKI yang bekerja di luar negeri dengan berbagai macam kesusahan dan perjuangan nya untuk bertahan hidup. Penyumbang devisa negara tersebut harus berjuang keras  untuk tetap tegar dan kuat dengan segala resikonya. Hal itu memang demi kebutuhan hidupnya yang tidak dapat dipenuhi didalam negeri sehingga mereka pergi kenegeri orang untuk bekerja. Kemarin 14 Februari 2011, 300 an TKI yang sebelumnya bekerja di Saudi Arabia terpaksa dipulangkan setelah beberapa hari menggelandang di kolong jembatan, alasannya adalah telah habis masa tinggalnya di negara mereka bekerja ( overstay). Ada berbagai macam alasan mengapa TKI terpaksa harus menggelandang dikolong jembatan di Saudi arabia diantaranya tidak cocok dengan majikan dengan masalah perlakuan, gaji, beban kerja dll yang mengakibatkan para TKI lari dari majikan tersebut. Ketidak jelasan nasib tersebutlah yang membuat TKI merasa tak tau harus dimana mereka tinggal dan berbuat apa. Itulah sedikit kronologis para TKI yang nasibnya tidak jelas nantinya.
Gambaran yang cukup ironis jika kita mampu meresapi dengan baik kisah TKI tersebut, betapa tidak apa yang TKI rasakan adalah sebuah siksaan yang teramat pedih. Mereka harus kehilangan mata pencaharian, mendapat perlakuan tidak baik dari majikan, hidup tak jelas dikolong jembatan negeri orang dan masih banyak lagi penderitaan yang mereka rasakan. Pemerintah mungkin sudah bertindak secara reaktif dengan berusaha memulangkan TKI tersebut ketanah air, tetapi apakah hanya itu jawaban dari sebuah masalah yang dihadapi oleh TKI yang mendapatkan nasib seperti itu ??.
Tampaknya tindakan pemerintah yang lebih cenderung reaktif merupakan sikap yang keliru, setelah para TKI terlantar pemerintah baru bertindak. Itupun hanya dengan memulangkan ketanah air tak tau kedepannya bagaimana nasib TKI yang kehilangan pekerjaanya. Kesalahan yang masih dipertahankan pemerintah sampai sekarang adalah seperti ini BERTINDAK REAKTIF, kita dapat melihat beberapa kasus TKI yang tewas dinegeri orang dan terlantar tak tau dimana. Pemerintah hanya mengucapkan bela sungkawa dan sekedar memberikan santunan. Ritual – ritual seperti itulah yang mengundang tanda tanya besar apakah pemerintah memang serius bekerja untuk kesejahteraan TKI atau tidak ?.
Seharusnya pemerintah Lebih dari sekedar bersikap reaktif jika berbicara TKI, pemerintah harus mampu bersikap secara preventif sistematis. Hal ini sangat perlu di lakukan oleh pemerintah demi kesejahteraan TKI yang sudah bekerja keras dinegeri orang. Seperti kasus overstay para TKI, seharusnya hal itu tidak terjadi jika saja pemerintah mampu menata secara baik mengenai administrasi, pengetahuan, keterampilan, sistem informasi dan perlindungan hukum bagi para TKI yang ada diluar negeri. Pemerintah diharapkan mampu bekerja secara optimal menyangkut nasib TKI yang bekerja dinegeri orang. Pemerintah juga mempunyai departemen tanaga kerja dan transmigrasi, kementrian luar negeri dan badan yang menangani TKI, apakah mereka semua tidak mampu menciptakan suatu sistem yang baik demi terciptanya kesejahteraan TKI ?
Tindakan preventif sistematis mutlak diperlukan demi kesejahtetaan TKI. Pemerintah harus mampu membenahi sistem administrasi, sistem pembekalan TKI yang menyangkut pengetahuan dan keterampilan dan perlindungan hukum. Mereka selama ini terlihat minim dalam hal-hal seperti itu. Para TKI hanya bisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga tanpa mengerti bagaimana cara mereka untuk dapat bertahan hidup dengan layak dan mendapat perlindungan hukum yang baik, sehingga yang terjadi perlakuan yang semena-mena dari majikan dan pihak yang tak bertanggung jawab.
Kesejahteraan TKI adalah hal utama yang harus pemerintah perhatikan. Kesejahteraan tentang perlindungan hukum, kesejahteraan pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang cukup, sistem informasi yang memadai, kesejahteraan tentang kehidupan yang layak pada waktu bekerja di negeri orang. Diharapkan tidak akan ada kasus – kasus memalukan yang dialami oleh TKI kita diwaktu yang akan datang( mulai dari TKI overstay, terlantarnya TKI, tewasnya TKI, kasus pelecehan seksual TKI dll) kalau tidak pemerintah INDONESIA sendiri yang memberikan perlindungan terhadap TKI lalu siapa lagi ??.

SELAMET RIYADI
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

MEMAKNAI CERDAS SECARA UTUH


MEMAKNAI CERDAS SECARA UTUH
Ketika menyebut nama  “Mahasiswa” banyak orang diantara masyarakat kita akan berpikiran bahwa mahasiswa adalah orang-orang yang cerdas. Satu pendapat masyarakat yang tidak dapat dipungkiri adanya, sekaligus menjadi label positif yang melekat pada sosok mahasiswa dimata masyarakat. Bagi masyarakat cerdas diidentikkan karena mahasiswa mengeyam pendidikan tinggi didalam hidupnya, mampu memberikan analisis dan pendapatnya dalam memahami suatu permasalahan dan diharapkan mampu memberikan penyelesaian. Cita –cita besar yang tertanam dalam pola pikir sebagian masyarakat kita menggambarkan bahwa mahasiswa masih dianggap sebagai sosok yang baik yang bercirikan cerdas, hal itu sah-sah saja masyarakat untuk berpendapat. Label yang ditujukan kepada mahasiswa dengan berciri cerdas sesungguhnya merupakan amanat yang disampaikan secara tidak langsung  oleh masyarakat kepada kita seluruh mahasiswa. Dua hal menarik yang Menjadi sebuah pertanyaan besar bagi kita semua, apakah kita telah menjadi sosok mahasiswa yang cerdas dalam berkehidupan? dan makna cerdas seperti apa yang sesungguhnya lebih dibutuhkan bagi mahasiswa? Pertanyaan pertama cukup dalam benak kita semua saja yang merasakan dan menjawabnya, tetapi menjawab pertanyaan kedua ada sedikit gagasan yang penulis sampaikan kepada kita semua teman-teman mahasiswa.
Selama ini banyak orang yang menganggap bahwa cerdas hanya pada sebatas kemampuan intelektual semata, begitu juga pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa mereka mengganggap kecerdasan hanya terbatas pada sisi intelektual semata dimana para mahasiswa dalam memahami arti makna cerdas hanya sebatas pada sisi akademis yang berarti apabila sudah mencapai nilai-nilai yang bagus pada mata kuliahnya dianggap cerdas. Memang mahasiswa yang cerdas secara akademis mampu bersaing dengan yang lainnya dalam mengejar nilai mata kuliah dengan maksimal, mampu menunjukkan analisis yang memadai tentang sebuah permasalahan, mengerjakan tugas dengan baik dan cepat, mampu berpikir logis dan rasional dan memiliki Indeks prestasi yang bagus. Memang benar hal tersebut merupakan salah satu bentuk kecerdasan, tetapi masih ada bentuk kecerdasan lain yang perlu di miliki oleh mahasiswa dalam menunjang kehidupannya sebagai insan yang benar-benar dapat dikatakan cerdas.
Ada Satu yang sering dilupakan oleh kita dan banyak mahasiswa atau bahkan mereka tidak mengenal sama sekali tentang makna cerdas secara emosi, makna kecerdasan emosional telah diteliti oleh banyak ahli dan terbukti dengan banyak penelitian yang menyebutkan kecerdasan emosional sejajar pentingnya dengan kecerdasan intelektual dan saling bersinergis demi menunjang kecerdasan yang utuh pada seorang individu untuk mencapai kesuksesan.
Istilah kecerdasan emosional (EQ) dilontarkan pertama kali pada tahun 1990 oleh Peter Salovey dan Jack Mayer dari Harvad university of New Hampsire untuk menerangkan kualitas-kualitas itu antara lain, empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, di sukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat ( Shapiro, 2003 ). Dalam pengertian itu disebutkan bahwa banyak kualitas diri yang menjadi landasan untuk mencapai kecerdasan emosional atau dikatakan cerdas secara emosi. Memang dalam kenyataanya kualitas – kualitas tersebut tidak serta merta dimiliki oleh seorang individu secara otomatis tetapi melalui proses belajar dalam kehidupannya. Proses balajarlah yang akan menentukan kita sebagai mahasiswa apakah mampu mencapai kecerdasan emosional yang baik atau tidak. Apabila kita berhasil dalam  memahami makna –makna dan mempraktikan diri dalam perilaku setiap aspek kualitas cerdas secara emosi dengan baik, kita baru bisa dikatakan cerdas secara emosional. Banyak Perilaku sederhana yang dapat diwujudkan oleh mahasiswa untuk dapat berperilaku cerdas secara emosi, misalkan saja sikap dan perilaku empati kita dapat ditunjukkan dengan jelas dan nyata terhadap anak-anak jalanan yang tidak bersekolah, kita dapat bersama – sama memberikan pendidikan kepada mereka agar merasakan dunia pendidikan dan belajar bersama-sama untuk menggali keterampilan dan kompetensi mereka. Hal sederhana seperti itulah yang diharapkan mampu untuk menggugah kesadaran kita sebagai mahasiswa agar dapat berperilaku cerdas secara emosional. Karena kita peduli dan memiliki rasa empati terhadap sesama dengan diwujudkan pada perilaku nyata yang membawa kebaikan untuk yang lain. Tentunya tingkah laku tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai macam wujud nyata yang lainnya dan kita sebagai mahasiswa harus mampu melakukanya.
Pada dasarnya telah jelas melalui uraian diatas bahwa modal mahasiswa untuk menjalankan kehidupan menjadi lebih baik dan bermanfaat tidak semata-mata cerdas secara intelektual dengan nilai-nilai kuliah yang bagus dan prestasi akademis yang membanggakan, tetapi lebih dari pada itu kita sebagai mahasiswa harus cerdas secrara emosional ditunjukkan dengan tindakan nyata dalam berkehidupan baik dikampus dan masyarakat. Hal ini akan memperkuat label yang ada pada masyarakat bahwa kita memang layak dan pantas dikatakan sebagai orang-orang yang cerdas karena kita memang memiiki kapasitas seperti itu.

Pengirim
SELAMET RIYADI
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus
Pengurus Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) Jateng 2011-2012

Analisis Transaksional


A.                 PANDANGAN TEKNIK TERAPI ( PENDEKATAN YANG MENJADI TUGAS KAJIAN TENTANG MANUSIA BERMASALAH )
Analisis transaksional memandang bahwa manusia sebenarnya adalah semuanya OK, yang berarti bahwa manusia perilakunya mempunyai dasar yang menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk mengaktualisasikan diri. Dalam menjalin hubungan dengan orang lain jika subjek mampu mengayomi dan berperilaku yang baik dalam arti cocok, perhatian dan saling mengisi akan menimbulkan suatu keadaan dimana tercipta kecocokan yakni I’am Ok and you’OK.
 Bila  mana manusia dikatakan bermasalah dalam hidupnya? Ada beberapa hal yang dapat menjelaskan hal tersebut dari sudut pandang TA, yaitu : Dalam buku terjemahan saya Oke, kamu Oke karya Thomas A. harris disebutkan ada beberapa sikap hidup yang digunakan oleh individu dalam hidupnya. Satu sikap yang dianggap tidak bermasalah adalah Saya Ok, kamu OK, tetapi ketiga sikap yang lain apabila diterapkan dalam kehidupan individu tersebut akan bisa menimbulkan masalah bagi individu tersebut dalam hubungannya dengan orang lain. Adapun sikap tersebut adalah :
a.       Saya tidak oke, kamulah yang oke yang berarti bahwa individu merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini biasa disebut depresif. Individu merasa bersalah, depresif, inferior, ketidak percayaan dan rasa takut.
b.      Saya oke, kamu tidak Oke yang berarti bahwa individu membutuhkan orang lain tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu merasa superior, merasa superior, merasa mempunyai hak untuk menggunakan orang lain sesuai dengan tujuannya.
c.       Saya tidak oke, kamu tidak oke berarti bahwa dirinya merasa tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian yang baik individu akan menyerah dan merasa tidak berdaya. Kondisi ekstrim dan patologis disebut autism.

Menurut Eric Berne bahwa sumber-sumber tingkah laku, sikap dan perasaan sebagaimana individu melihat kenyataan, mengolah informasi dan melihat dunia diluar dirinya disebut dengan status ego. Istilah status ego yang dikemukakan oleh Berne berbeda dari teori freud ( id, ego dan super ego ) karena bukan merupakan construct akan tetapi sesuatu yang bisa diamati dengan indra yang merupakan kenyataan fenomenologis ( dengan melihat gejala-gejala yang nampak ). Dalam teorinya individu mengalami 3 status ego dalam hidupnya, yakni : kanak-kanak, dewasa dan orang tua. 
a.      Status ego anak : status ego anak terlihat dalam perilakunya dan cara berfikirnya ketika masih kanak-kanak dan berkembang dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Dapat dilihat dalam perilakunya seperti manja, ingin menang sendiri, ingin diperhatikan, takut, pemberani, sembrono, bebas dan acuh.
b.      Status ego dewasa : dapat dilihat dari tingkah lakunya yang bertanggung jawab, mandiri dan rasional. Sifat dari status ego ini adalah objektif, penuh perhitungan dan masuk akal.
c.       Status ego orang tua : suatu kumpulan pola sikap, perasaan dan tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertigkah laku terhadap dirinya.
Dari penjabaran diatas mengenai status ego individu, dapat diketahui bagaimana orang/individu dikatakan bermasalah atau tidak. Dalam individu batas antara status ego yang satu dengan yang lainnya sangatlah tipis, sehingga dimungkinkan terjadi percampuran ego yang satu ke yang lainnya. Dalam hal ini yang mengakibatkan individu dapat dikatakan bermasalah yakni :
a.      Eklusi
Eklusi berarti bahwa individu terkurung dalam salah satu status ego tertentu, akibatnya akan menghambat berfungsinya status ego yang lain. Contoh orang yang mengeklusikan dirinya dalam status ego orang tua, orang tersebut akan bertingkah laku terhadap orang lain layaknya seperti anak dengan perilakunya yang memberi kasih sayang, mencela, ikut campur urusan orang lain dan sering menasehati. Eklusi pada anak yang menyesuaikan yakni bertingkah laku pemurut, sopan, patuh dan penurut. Apabila anak yang wajar akan bersikap yang kreaatif, agresif, tergantung, spontan dan penuntut.
b.      Kontaminasi
Selain eklusi ada satu masalah fungsional yang sering dialami individu yakni kontaminasi yaitu dimana bercampurnya status ego yang satu dengan yang lainnya sehingga mengalami pencemaran.




Oval: Orang tua


Oval: Dewasa
 


Oval: Orang tua



Oval: dewasa                                          a
                                      


Oval: Kanak-kanak
 

Oval: Kanak-kanak                                           b

                                      

    Gambar A                                   Gambar B

Gambar paling baik adalah pada gambar A yakni lingkaran ODK terpisah. Namun dalam diri banyak orang lingkaran – lingkaran itu saling bertautan. Dibawah ini akan diterangkan macam kontaminasi dan penjelsannya ( Harris, 1981 ) :
Pertautan a dalam gambar A merupakan kontaminasi bagian dewasa oleh data bagian orang tua yang usang dan tak terselidiki, tetapi diperlakukan sebagai benar. Hal semacam itu disebut prasangka. Demikianlah pandangan seperti “kulit putih lebih baik daripada kulit hitam, “orang kidal kurang cekatan” atau “polisi itu jelek muncul dalam transaksi atas dasar prasangka, sebelum data realitas itu (bagian dewasa) diterapkan. Prasangka berkembang dalam masa awal kanak-kanak, ketika pintu penyelidikan hal-hal tertentu ditutup oleh orang tua yang memberi rasa aman itu. Anak yang masih kecil itu tidak berani membukanya karena takut dimarahi.
Pertautan b dalam gambar A kontaminasi bagian dewasa oleh bagian kanak-kanak dalam bentuk perasaan – perasaan lama atau pengalaman-pengalaman lama yang tidak layak diperhatikan pada masa sekarang. Dua gejala yang paling umum dari pencemaran macam ini ialah delusi dan halusinasi. Delusi berdasarkan perasaan takut. Contoh seorang yang percaya bahwa seorang salesman yang datang kerumahnya akan membunuhnya , dengan bermacam pembenaran yang ia yakini. Delusi ini tidak dapat dihilangkan hanya dengan menerangkan bahwa orang itu hanya salesman biasa. Delusi ini hanya bisa dihilangkan dengan jalan bahwa meyakinkan orang itu, bahwa ancaman terhadap bagian kanak-kanaknya yang dulu itu kini sudah tidak lagi dalam kenyataan.

B.        KONSEP-KONSEP DASAR TERAPI
Secara keseluruhan dasar filosofis analisis transaksional bermula dari asumsi bahwa semuanya OK, artinya bahwa setiap individu perilakunya mempunyai dasar menyenangkan dan mempunyai potensi untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Teori analisis transaksional  mendasarkan pada decision model, artinya setiap individu belajar perilaku yang spesifik dan memutuskan rencana hidupnya dalam menghadapi hidup dan kehidupannya (Psikoterapi pendekatan konvensial dan kontemporer, 2002).
TA ( analisis transaksional ) memfokuskan pada internal (intrapsikis) proses, dan juga hubungan interpersonal, interaksi dan proses. Tonggak praktek TA adalah rasa hormat yang mendalam dan empati. Analisis transaksional bukanlah terapi yang 'dilakukan untuk' klien, tetapi adalah 'dilakukan with'-Anda akan diharapkan untuk menjadi peserta penuh dan aktif dalam proses dan pekerjaan ini didukung oleh serangkaian perjanjian, atau kontrak untuk memastikan bahwa terapis dan klien mempertahankan fokus dan berada dalam perjanjian tentang sifat dan arah terapi (www.markwiddowson.com/page4.htm).
Dasar dari analisis transaksional adalah mengganti cara hidup yang otomatis dengan kesadaran, spontanitas, dan keakraban dengan jalan memanipulasi permainan dan naskah hidup yang menyalahkan diri atau mengalah. Harris ( dalam Corey, 1982) melihat bahwa tujuan dari analisis transaksional adalah membantu individu agar mempunyai kebebasan memilih, kebebasan untuk berubah dan berganti respon terhadap rangsang yang baru (Psikoterapi “pendekatan konvensial dan kontemporer”, 2002).
Dalam mempelajari terapi analisis transaksional kita perlu mengetahui pengertian dasar dari TA sendiri. Dibawah ini ada Beberapa pendapat tentang analisis transaksional yang dapat dirangkum oleh penulis:
a.       Analisis Transaksional adalah teori kepribadian dan psikoterapi sistematis untuk pertumbuhan pribadi dan perubahan pribadi (www.markwiddowson.com/page4.htm).
b.     Analisis Transaksional, umumnya dikenal sebagai TA para pengikutnya, adalah pendekatan integratif dengan teori psikologi dan psikoterapi. Hal ini digambarkan sebagai integratif karena memiliki unsur psikoanalitik, humanis dan kognitif pendekatan.. TA dikembangkan oleh AS kelahiran Kanada psikiater, Eric Berne, pada akhir 1950-an (en.wikipedia.org/wiki/Transactional_analysis).
c.     Analisis transaksionil adalah metode yang menyelidiki hubungan-hubungan timbal balik antara orang dengan menentukan bagian-bagian apa dari partner–partner hubungan ikut bermain (Thomas A. Harris, 1973 ). 

Menurut Asosiasi Internasional Analisis Transaksional ‘ TA 'adalah sebuah teori kepribadian dan sistematis psikoterapi untuk pertumbuhan pribadi dan perubahan pribadi. Secara garis besar TA dapat digunakan dalam beberapa aspek:

1.      Sebagai teori kepribadian, TA menggambarkan bagaimana orang-orang yang terstruktur psikologis. Ia menggunakan apa yang paling mungkin modelnya untuk digunakan yakni status ego- (Parent-Adult-Child) model, untuk melakukan sesuatu. Model tersebut membantu menjelaskan bagaimana orang berfungsi dan mengekspresikan kepribadian mereka dalam perilaku mereka.

  1. Ini adalah teori komunikasi yang dapat diperluas untuk analisis sistem dan organisasi.
  2. Ia menawarkan teori untuk perkembangan anak dengan menjelaskan bagaimana dalam masa dewasa pola hidup kita berasal dari masa kanak-kanak.  Penjelasan ini didasarkan pada gagasan "Hidup (atau Childhood) Script": asumsi bahwa kami terus berperilaku ketika dewasa seperti pada masa kanak-kanak, bahkan ketika hasilnya sakit atau kekalahan. Oleh karena itu klaim untuk menawarkan teori psikopatologi .
  3. Dalam aplikasi praktis, dapat digunakan dalam diagnosis dan perawatan berbagai jenis gangguan psikologis dan memberikan metode terapi untuk perorangan, pasangan, keluarga dan kelompok.
  4. Luar bidang terapi, telah digunakan dalam pendidikan untuk membantu guru dalam komunikasi yang jelas pada tingkat yang tepat, dalam konseling dan konsultasi, dan pelatihan manajemen komunikasi dan oleh badan-badan lain.

C.        TOKOH – TOKOH
Menurut sumber dari website (www.ericberne.com/transactional _analysis_description.htm) Kontribusi terbesar Freud (dan satu yang mempengaruhi Berne) adalah fakta bahwa kepribadian manusia adalah multi-faceted. Terlepas dari klasifikasi atau nama yang diberikan ke daerah tertentu kepribadian (id, superego, dll), setiap individu memiliki faksi yang sering berbenturan dengan satu sama lain. Dan inilah tabrakan dan interaksi antara faksi-faksi kepribadian yang menampakkan diri sebagai pikiran individu, perasaan, dan perilaku. Dengan demikian, di bawah teori-teori Freud, perilaku individu dapat dipahami dengan menganalisis dan memahami / nya tiga faksi. Dr Berne percaya bahwa struktur yang diusulkan itu Freud adalah "konsep ... [dan tidak] realitas fenomenologi.
Ilmuwan lain yang kontribusinya terhadap Dr Berne dalam pengembangan tentang Analisis Transaksional Dr Wilder Penfield, seorang ahli bedah saraf dari McGill University di Montreal. percobaan Penfield terfokus pada penerapan arus listrik untuk daerah tertentu dari otak. Penfield menemukan bahwa, ketika menerapkan saat ini ke lobus temporal pasien hidup dan waspada, ia akan merangsang kenangan yang berarti. Selain itu, tidak hanya foto-foto yang jelas tentang orang masa lalu yang mengungkapkan, tetapi juga perasaan dan emosi yang terkait dengan peristiwa yang kelihatan. Pasien-pasien ini akan membaca peristiwa ini, walaupun dalam banyak kasus bahwa pasien tidak dapat mengingat sendiri peristiwa mereka.
Penfield melakukan percobaan ini dan yang serupa selama bertahun-tahun. Beberapa kesimpulan penting bahwa dia mencapai yang berlangsung untuk mempengaruhi Berne dalam pengembangan tentang Transactional Analisis meliputi :
·         Bertindak otak manusia dalam banyak hal seperti camcorder, jelas rekaman peristiwa. Sementara peristiwa yang belum tentu bisa secara sadar diambil oleh pemiliknya, acara selalu ada di otak.
·         Baik peristiwa dan perasaan yang dialami selama acara yang disimpan di otak. Acara dan perasaan terkunci bersama-sama, dan satu tidak dapat ingat kembali tanpa yang lain.
·         Ketika replay individu nya pengalaman, ia dapat memutar ulang mereka dalam sebuah bentuk yang jelas bahwa individu pengalaman lagi emosi yang sama ia merasa selama pengalaman aktual. Atau, seperti itulah siswa Berne Thomas A. Harris mengatakan, "Saya tidak hanya ingat bagaimana aku rasakan, saya merasakan hal yang sama sekarang" 2
·         Individu dapat ada di dua negara ( status ego ) secara bersamaan. Individu mengulang peristiwa tertentu dapat mengalami emosi yang terkait dengan peristiwa-peristiwa itu, tetapi mereka juga mampu objektif berbicara tentang kejadian pada waktu yang sama.
Kontribusi ini oleh Penfield dan Freud, serta banyak lainnya, yang digunakan oleh Berne saat ia mengembangkan teori-teorinya tentang Analisis Transaksional dan permainan. Selain tokoh diatas ada beberapa tokoh lewat karyanya yang mewarnai dunia analisis transaksional, yaitu :
a.     Eric Berne's kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide TA dalam bahasa umum dan popularisation tentang konsep dalam pasar buku massa terinspirasi booming teks TA populer, beberapa di antaranya menyederhanakan konsep TA ke tingkat yang merusak.
b.     Thomas Harris hasil kerja sukses yang sangat populer dari akhir 1960-an, buku dengan judul aku OK, Anda OK sebagian besar didasarkan pada Analisis Transaksional. Suatu penyimpangan fundamental, bagaimanapun, antara Harris dan Berne adalah bahwa Berne mendalilkan bahwa setiap orang mulai kehidupan di aku OK "posisi", sedangkan Harris percaya bahwa kehidupan mulai keluar "Aku tidak OK, Anda OK". Banyak analis transaksional telah dianggap Harris sebagai terlalu jauh dari keyakinan TA inti untuk dianggap sebagai analis transaksional.

D.        METODE TERAPI
Proses terapi dalam pendekatan analisis transaksional terdiri dari beberapa metode dalam prakteknya yakni (Psikoterapi “pendekatan konvensial dan kontemporer”, 2002):
a.       Analisis struktural
Analisis struktural adalah suatu cara yang dapat menjadikan individu sadar tentang isi dan fungsi dari status egonya ( ODK ). Didalam analisis transaksional klien belajar bagaimana mengidektifikasikan status egonya.
b.      Metode belajar
Analisis transaksional berdasarkan pada aspek kognitif, maka dalam hal ini metode belajar merupakan dasar bagi pendekatan terapi ini. Anggota kelompok pada terapi ini diharapkan mampu untuk kenal dengan analisis struktural dan memahami peran ego masing-masing ( ODK).
c.       Emphty chair
Prosedur kursi kosong dalam terapi ini, merupakan cara yang sangat baik dalam analisis struktural. Cara ini mengasumsikan bahwa klien mempunyai kesulitan dalam mengatasi dirinya dan pimpinannya. Klien disuruh membayangkan bahwa orang yang duduk didepannya adalah orang lain, dan kemudian diajak untuk berdialog. Prosedur ini memberikan kebebasan pada klien untuk mengekspresikan pikiran, perasaan dan sikapnya sebagaimana dirinya berperan pada status ego tertentu. Mc Neel ( dalam Corey ) menggambarkan bahwa teknik dua kursi yang kosong ini merupakan alat yang sangat efetif dalam membantu klien menyelesaikan konfliknya dengan orang tua atau orang lain yang ada disekitarnya pada waktu kilien dibesarkan. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyempurnakan unfinished bussines pada masa yang silam.
d.      Role playing
Teknik psikodrama atau role playing dalam hal ini akan memunculkan bermacam jenis variasi peran yang ada, yakni status ego masing ( ODK ). Dalam psikodrama ini diharapkan ada reaksi dari klien dalam menghadapi peran masing –masing anggota kelompok terapi dan tingkah laku itulah yang merupakan sasaran dari terapi ini.
e.       Familiy Modelling
Dalam teknik ini klien disuruh untuk membayangkan yang melibatkan banyak individu, mungkin yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu atau dirinya. Klien menetapkan situasi dan menggunakan anggota lain dari kelompoknya sebagai anggota keluarga. Kemudian dari analisis didiskusikan dan dievaluasi dengan kesadaran yang penuh.
f.        Analysis of Ritual and Past time
Didalam analisis transaksional akan terlibat masalah identifikasi mengenai tata cara dan pengisi waktu yang tampaknya dapat digunakan dalam menstruktur waktu. Struktur waktu ini sangat penting didiskusikan dan diperiksa, karena hal ini merefleksikan bagaimana individu memutuskan naskahnya dalam kaitannya bagaimana individu tersebut melakukan transaksi dan bagaimana untuk mendapatkan belaian yang tidak menguntungkan dan akibatnya akan mengalami keakraban dengan orang lain.


g.       Analysis of game and rackets
Analisis permainan merupakan aspek yang penting dalam mengetahui transaksi yang sebenarnya dengan orang lain. Didalam hal ini perlu diobservasi dan diketahui bagaimana permainan dimainkan dan belaian apa yang diterima , bagaimana keadaan permainan itu apakah ada jarak dan apa diringi dengan keakraban.

E.         CONTOH KASUS SEBAGAI PENERAPAN TERAPI ANALISIS TRANSAKSIONAL

                      Ego State Therapy for Children

March 10, 2011 by antonius
Filed under hypnotherapy
Ego State Therapy for Children( http://www.mind-reprogramming.com/)
Mengapa saya jatuh cinta dengan Ego State Therapy ? Karena teknik ini sangat SIMPEL dan POWERFUL dimana teknik ini dapat dilakukan tanpa induksi samasekali. Nama tekniknya adalah Resistance Bridging. Teknik ini diciptakan khusus bagi orang yang tidak ingin dihipnosis karena ga mau dibuat mainan seperti yang sering dilihat di televisi. Bahkan
alumni saya yang sudah berjalan sekitar 25 angkatan mengatakan bahwa teknik ini ternyata mudah sekali, terutama bagi mereka yang pernah belajar hypnosis, teknik ini membantu mereka memahami lebih mudah khususnya dalam melakukan terapi.
Dalam satu pelatihan Ego State Therapy saya, ada satu kasus menarik dimana yang menjadi contoh kasus adalah seorang anak kelas 6 SD. Anak ini merasa takut berada di tempat gelap karena masih sukam dibayang-bayangi film horor “The SAW”. Film ini didapat dari temannya.
Lalu saya menggunakan teknik ego state therapy dengan menggunakan kursi yang dikenal dengan nama empty chair. Anak tersebut tertarik dengan semua film kartun. Dan salah satu favorit dia adalah Doraemon. Lalu saya memakai doraemon ini sebagai salah satu ego statenya atau introject. kemudian saya menanyakan kepada dia, dilambangkan siapa si
rasa takutnya tersebut. Dia sebut nobita. Dan kita bermain-main dengan menggunakan Nobita dan doraemon. Anak tersebut saat memerankan doraemon, dia memberikan pil berani, baju terang, helm motivasi serta komputer pemrogram otak. Dan walhasil saat sudah dilakukan play therapy kesembuhannya langsung terlihat. Peserta juga happy karena play therapy benar-benar fun banget.

















DAFTAR PUSTAKA
·        Harris, T. 1981 . SAYA OKE-KAMU OKE, terjemahan, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
·        Noor, M . 2002 .Transaksional analisisdalam buku Psikoterapi pendekatan konvensional dan kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar offset.
·        www.ericberne.com/transactional_analysis_description.htm diakses tanggal 12 Maret 2011 pukul 09.56 wib
·        www.markwiddowson.com/page4.htm diakses tanggal 12 Maret 2011 pukul 10.00 wib
·        en.wikipedia.org/wiki/Transactional_analysis diakses tanggal 12 Maret 2011 pukul 09.58 wib
·        http://www.mind-reprogramming.com/ diakses tanggal 23 Maret 2011 pukul 12.37 wib








KETIKA TERJEBAK DALAM NARKOBA


KETIKA TERJEBAK DALAM NARKOBA
Oleh Selamet Riyadi
Mahasiswa Fakultas Psikologi UMK
PENDAHULUAN
Artis sebagai publik figur selalu menjadi sorotan masyarakat dalam semua aktivitasnya. Masyarakat dalam melihat realitas artis yang ada tidak dengan sendiri tetapi dengan sarana atau bantuan media misalnya televisi, koran, internet dll. Masyarakat begitu menjadi sangat dekat dan kenal betul dengan sosok para artis, lebih-lebih yang mereka gandrungti/favoritkan. Banyak diantara masyarakat kita, terutama para remaja yang sampai pada peniruan gaya/model artis tertentu dalam kehidupan sehari-harinya dengan alasan karena mereka Ngefans abies dengan sosok artis tersebut. Semuanya berjalan nampak wajar didalam masyarakat kita jika saja yang ditiru adalah perilaku positif, tetapi bilamana para artis memberikan contoh kepada masyarakat kita dengan contoh yang diluar norma yang ada dimasyarakat dan cenderung merusak?? Tentunya sudah menjadi kewajiban kita sebagai masyarakat untuk menolak dan melindungi diri dari perilaku yang tidak layak ditiru.
Salah satu contoh adalah penggunaan narkoba yang  melanda para artis kita. Selama beberapa tahun ini ada stereotip yang ada disebagian masyarakat bahwa kalangan artis Indonesia dekat dengan yang namanya dunia narkoba, baik sebagai pengguna ataupun sebagai pengedar. Berbagai contoh artis dapat kita temui yang terkena kasus narkoba misalnya Roy Marten, Revaldo, Sheila dll. Stereotip yang melanda para artis dengan image yang dekat dengan narkoba, bagaimana harus menyikapinya baik dari kalangan internal artis sendiri ataupun dari luar kalangan artis agar semua hal tersebut dapat diminimalisir damppak negatifnya? Dalam makalah ini akan dihadirkan sebuah studi kasus salah satu artis yang terjebak dalam narkoba selama kurang lebih 10 tahun lamanya beserta tinjauan secara psikologis.




ISI
Gambaran Awal Kasus
Salah satu artis Indonesia yakni Drummer group band padi, Surendro Prasetyo atau yang akrab dipanggil Yoyo pada Minggu( 27/2) dini hari sekitar pukul 00.30 Wib di kamar 40 BA lantai 40 Apartemen Sudirman park, Jakarta Pusat ditangkap pihak kepolisian karena terlibat kasus narkoba (www.seputarindonesia.com). Yoyo ditangkap dengan sejumlah barang bukti yang ada dikamarnya yakni sabu-sabu dan alat penghisapnya. Dalam keterangan di Harian seputar Indonesia tanggal 28 Februari 2011 Kombes Pol Siswandi mengungkapkan bahwa Yoyo telah mengkonsumsi Narkoba selama 10 tahun, semula mengkonsumsi Heroin dan baru 4-5 bulan ini beralih kesabu-sabu. Hal ini menambah daftar panjang para artis Indonesia yang terkena kasus narkoba diantaranya Roy marten, Revaldo, Sammy  mantan vokalis Kerispatih dan Sheila Marcia. Semuanya merasakan akibat dari perilakunya yakni dengan dipenjara selama beberapa tahun lamanya.
Narkoba Dan Perilaku pengguna

Narkoba/narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini (Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika). Pada kasus ini Yoyo menggunakan narkoba jenis sabu sabu yang tergolong dalam narkotika golongan I sesuai UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Sabu-sabu (methamphetamine) merupakan zat psikotropika yang sama-sama memiliki dampak yang berbahaya jika digunakan, seperti ganja, kokain, dan opium. Perilakunya tergolong perilaku abnormal yakni  ketergantungan obat-obatan terlarang, karena kita tahu selama 10 tahun lamanya yoyo menggunakan obat-obatan jenis heroin dan sabu-sabu. Hal ini sedikit banyak mengganggu baik secara fisik atau psikis penggunanya. Menurut Wess & Mirin, 1987 Orang-orang yang memiliki ketergantungan obat pada umumnya memiliki pola umum yang hampir sama yakni eksperimentasi, penggunaan rutin dan ketergantungan ( Psikologi Abnormal, Nevid dkk). Selama ini Yoyo secara sadar atau tidak sadar mengalami fase tersebut, pertama fase eksperimentasi yang merupakan fase dimana pengguna obat secara berkala dan membuat dirinya merasa nyaman, tetapi subjek kapanpun bisa menghentikannya. Kedua fase rutin, pengguna mulai mengatur hidupnya untuk mulai mendapatkan dan menggunakan obat. Pada fase ini seseorang akan lebih sibuk dengan obat-obatan sehingga pekerjaan dan keluarga terabaikan. Hal ini pun terbukti dengan retaknya rumah tangga Yoyo yang berakhir dengan perceraian. Ketiga, yakni fase ketergantungan pada fase ini pengguna tidak berdaya untuk menolak penggunaan obat tersebut, yang ada dalam hal ini pengguna akan terus menggunakannya jika tidak ada sesuatu yang menghentikannya. Ketiga fase tersebut merupakan gambaran dari pengguna obat-obatan terlarang yang akan terus berputar seperti itu apabila tidak segera tertangani.

Analisis Penggunaan Narkoba

Dalam kasus Yoyo, penyebab dari tingkah laku patologis yang dilakukannya tidak dapat dianalisis dari satu sudut pandang saja tetapi menggunakan sudut pandang yang kompleks. Yoyo kita kenal sebagai publik figur yang sangat dikenal publik memiliki reputasi yang bagus dalam bermain musik bersama group band Padi. Dalam dunia keartisan sendiri menurut Kriminolog UI Erlangga Masdiana “ Narkoba dipakai para artis untuk meningkatkan penampilan di panggung hiburan. Dengan narkoba, artis pada umumnya menganggap kepercayaan diri mereka bisa naik, inspirasi mereka bertambah, bahkan kreativitasnya dalam seni meningkat” ( seputar Indonesia.com ). Hal tersebutlah yang mendorong dan menjadi salah satu faktor mengapa banyak artis yang menggunakan narkoba dalam hidupnya, tak terkecuali Yoyo Padi. Selain itu Gaya hidup kebanyakan artis yang glamor dan banyak uang berlebih nampaknya menjadi faktor yang memudahkan Yoyo membeli dan memakai narkoba. Dilain pihak, Para artis khususnya musisi dituntut untuk tampil maksimal diatas panggung, terlebih lagi mereka mempunyai banyak fans fanatik. Hal tersebut merupakan tekanan mental tersendiri bagi mereka. Apabila salah menafsirkan, mereka akan terjebak dalam jalan pintas dengan menggunakan narkoba. Memang benar beberapa obat terlarang misalnya Heroin akan membuat mereka tampil rileks, tidak cemas dan tidak tegang diatas panggung. Tetapi dalam jangka panjang akan menjadikan ketergantungan. Hal inilah yang membahayakan keadaan mental dan fisik penggunanya. Salah satu faktor terpenting yang kemungkinan besar membuat Yoyo menjadi pengguna adalah lingkungan sosialnya. Dalam hal ini teman sebayanya yang dia kenal dengan dekat. Dalam salah satu penelitian disebutkan penggunaan obat oleh teman sebaya dan pengaruh teman sebaya untuk menggunakan obat, merupakan pengaruh penting dalam dalam menentukan penggunaan alkohol dan obat dikalangan remaja ( Psikologi Abnormal: 30, Nevid dkk ). Dalam kasus Yoyo jika kita mengetahui latar belakang pekerjaan sebagai musisi yang sering tampil diberbagai kota dan tempat, menyebabkan kurangnya berinteraksi dengan keluarga. Hari hari dihabiskan dengan teman-temannya selama kurun waktu yang cukup lama, lebih-lebih jika kita menengok 10 tahun kebelakang dimana group band Padi yang masih sangat populer mengakibatkan jadwal manggung yang padat. Konsekuensi inilah yang menyebabkan Yoyo lebih lama dengan teman-temannya dan disanalah dimungkinkan terjadi perilaku penggunaan narkoba tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Melihat maraknya artis yang tertangkap sebagai pengguna narkoba, menimbulkan keprihatinan yang sangat mendalam bagi kita. Artis sebagai publik figur yang dikenal banyak orang seharusnya mampu berperilaku sesuai dengan norma yang ada didalam masyarakat. Mereka selayaknya memberi contoh dalam berperilaku dengan baik. Apabila mereka sedikit salah melangkah tentu akan menimbulkan efek yang luar biasa dimasyarakat, seperti kasus yoyo, sudah pasti image nya hancur dengan label “pecandu narkoba” bukan lagi sebagai Drummer sebuah group band Padi. Inilah konsekuensi logis apabila artis melakukan hal-hal yang melanggar norma, mereka akan mendapatkan sanksi hukum dan sosial. Seharusnya kita semua, khususnya para artis layak menjadikan kasus ini sebagai momentum untuk memperbaiki perilaku kita sesuai dengan norma yang ada dimasyarakat, misalnya berhenti menjadi pecandu narkoba. Dalam usaha melakukan pencegahan dan pengobatan Menurut Guru besar Psikologi UI Sarlito wirawan mengusulkan agar para artis membuat semacam forum diskusi maupun perkumpulan untuk mencegah maupun mengobati penggunaan narkoba dikalangan mereka ( seputarindonesia.com). Peran para artis yang tidak terjebak narkoba atau yang telah sembuh dari penggunaan narkoba sebetulnya mampu memberikan pencerahan kepada mereka yang terjebak untuk keluar dari penggunaan obat-obatan tersebut. karena komunikasi yang efektif akan berlangsung dari anggota dalam suatu komunitas itu bukan dari luar komunitas tersebut.







Daftar pustaka
·        Nevid dkk. Psikologi Abnormal. Penerbit erlangga. 2005: Jakarta.
·        www. Seputarindonesia.com. Narkoba, Pelarian salah para artis. 28 februari 2011.
·        Undang-Undang Republik indonesia No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
·        Kartono, kartini. Patologi sosial. Raja grafindo persada. 2003 : Jakarta.